5 Hari yang lalu saya menjenguk teman saya yang sudah terbaring lemas di rumah sakit. Sebelum dia dirujuk kerumah sakit, saya masih ingat pada malam harinya dia mengeluh dan merintih kesakitan diperut bagian bawah sebelah kanannya. Setelah didiagnosa oleh dokter, katanya ada gejala usus buntu. Hingga dia harus dioperasi.
Untuk diketahui usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis. Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
Penyebab Radang Usus Buntu
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin. Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin. Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Disamping itu, radang usus buntu juga bisa disebabkan karena kita KURANG MINUM AIR ! Kurang minum air bisa berakibat frekuensi buang air besar ( BAB ) juga berkurang. JIka frekuensi BAB berkurang, sementara makanan yang kita makan sudah jadi sampah, yang siap dibuang kemudian mampet di usus besar. Akhirnya kotoran tersebut naik dan masuk ke usus buntu.
Karena sudah berupa kotoran, membusuk, maka terjadilah infeksi. Jika infeksi terjadi maka kadar darah putih naik ( karena ada infeksi tersebut ).Makanya kalau ada gejala USUS BUNTU, waktu dicek darahnya , maka kadar lecocyt pasti akan naik dengan tajam.
Gejala usus buntu
Biasanya rasa nyeri dimulai pada perut bagian tengah perut (seperti penyakit Maag), dan akan menjalar keperut bagian bawah kanan.
Rasa sakit semangkin meningkat ,sehingga pada saat berjalanpun penderita akan merasakan sakit yang mengakibatkan badan akan mengambil sikap membungkuk pada saat berjalan.
Bila radang semangkin meluas dapat menimbulkan rasa mual , bahkan muntah , dan nafsu makan akan segera menurun. Demam akan segera timbul apabila radang tidak segera mendapat pe-ngobatan yang tepat.
1.
EmoticonEmoticon